Selasa, 20 Oktober 2015

Reflex Hammer (palu refleks)

Fungsi Alat REFLEX HAMMER. Reflex hammer atau palu refleks digunakan untuk memeriksa kemampuan reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Seperti kita ketahui refleksi adalah suatu reaksi tubuh atau bagian tubuh kita yang tidak sengaja,yang terjadi karena adanya suatu  rangsangan dari luar terus melalui syaraf-syaraf perasa ke pusat reflex, yang kemudian menyalurkan ke syaraf penggerak dan otot-otot yang terus membuat gerakan-gerakan reflex itu. Oleh sebab itu Alat REFLEX HAMMER ini biasanya digunakan oleh dokter spesialis syaraf untuk mendeteksi sejauh mana fungsi refleks dan biasanya alat ini berbentuk seperti palu.

Fungsi Alat REFLEX HAMMER

Reflex Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji refleks tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas pasien merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik neurologis untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.

Alat ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari karet yang lembut sehingga tidak menyakitkan bagi pasien.

Fungsi Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah 
  1. Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari pemeriksaan fisik
  2. Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer

Senin, 19 Oktober 2015

KONDOM KATETER

Penggunaan Kondom Kateter Pada Penanganan Perdarahan Postpartum

Perdarahan pasca persalinan (Postpartum Hemorrhage = PPH) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

Kelahiran bayi adalah suatu proses normal, tetapi adakalanya ditemui kejadian morbiditas dan mortalitas maternal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi pada kala ketiga persalinan. Kematian maternal adalah suatu tragedi dan merupakan kerugian besar bagi masyarakat dan suatu bangsa. Sekitar setengah juta wanita mati tiap tahun akibat proses kelahiran bayi dan kehamilan. Sekitar seperempat di antara mereka mengalami komplikasi yang terjadi pada kala ketiga persalinan. Di Inggris risiko kematian maternal akibat postpartum hemorrhage adalah satu per 100.000 kelahiran, sedangkan di negara berkembang adalah satu per 1000 kelahiran. Di Malaysia dari tahun 1995-1996 menunjukkan bahwa postpartum hemorrhage sebagai penyebab utama dari kematian maternal. Kala ketiga persalinan digambarkan sebagai suatu proses berlanjut yang mulai dengan lahirnya janin dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Umumnya sekitar 5 sampai 10 beberapa menit, tetapi tidak sampai melebihi dari 30 menit.


Angka kematian maternal ( Maternal Mortality Rate = MMR ) di Amerika Serikat pada tahun 1995 sebanyak 7,1/100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbanyak dari MMR tersebut adalah perdarahan, emboli, hipertensi dalam kehamilan, kardiomiopati serta karena komplikasi anastesi. Sedang di Amerika Tengah, yaitu di Meksiko dan sekitarnya, MMR terrendah adalah di Kostarika sebanyak 29/100.000 dan tertinggi di Guatemala yaitu 190/100.000. Penyebab kematian terbanyak juga adalah perdarahan. Sedang di Asia Tenggara Negara kita masih menduduki angka tertinggi yaitu sebanyak 307/100.000 ( SDKI tahun 1998-2002 ), penyebab kematian tertinggi juga sama, yaitu perdarahan ( 28% ) disusul Preeklamsia-eklamsia dan infeksi masing-masing sebanyak 13% dan 10%. Secara keseluruhan di seluruh dunia ini kematian maternal sebanyak 600.000 pertahun dan yang disebabkan oleh PPH sebanyak 125.000 wanita pertahun.

Penanganan ada dua bagian, yaitu suportif dengan perbaikan keadaan umum, penambahan cairan, darah serta komponen-komponennya. Yang kedua adalah penanganan kausatif, yaitu melakukan identifikasi penyebab perdarahan dan usaha untuk menghentikannya. Ada beberapa cara untuk menghentikan perdarahan yaitu, pertama: pemberian uterotonika dengan oksitosin, metil ergometrin atau prostaglandin. Kedua: hemostasis secara mekanis dengan manual atau digital plasenta, kuret sisa plasenta, kompresi manual ataupun packing. Ketiga: dengan cara pembedahan, yaitu penjahitan laserasi, ligasi pembuluh darah ataupun dilakukan histerektomi.

Patofisiologi Pph
Perdarahan postpartum / Postpartum Hemorrhage ( PPH ) terjadi karena adanya perdarahan yang banyak yang pada umumnya berasal dari tempat implantasi plasenta atau adanya laserasi jalan lahir. Penyebab PPH terbanyak adalah atonia uteri, kelainan imlantasi plasenta dan laserasi jalan lahir. Pada PPH yang penting adalah menentukan etiologinya dan memberikan penanganan yang sesuai. Walaupun pengetahuan tentang penyebab perdarahan pasca persalinan telah banyak diketahui dan darah sudah banyak tersedia tetapi kematian yang disebabkan oleh PPH ini masih menduduki tempat yang tinggi baik di Negara maju maupun di Negara-negara berkembang.

PPH dapat terjadi langsung yang disebut PPH primer / dini dan dapat pula terjadi setelah 24 jam kemudian yang disebut PPH sekunder / lambat. Definisi PPH tergantung dari jenis persalinan yang terjadi. Pada persalinan pervaginam, PPH didefinisikan sebagai terjadinya perdarahan > 500 cc, sedangkan pada seksio sesarea sebanyak > 1000 cc. PPH seringkali tidak dilaporkan, karena penilaian jumlah perdarahan cenderung under-estimated, terutama bila keadaan ibu pasca salin dalam keadaan baik. Karena sukar untuk menilai berapa banyak insidens PPH yang sebenarnya, American College of Obstetricians and Gynecologist yaitu menetapkan kriteria penurunan > 10% dari kadar hematokrit sebelum dan sesudah persalinan. secara garis besar PPH mengenai 4 – 6% dari seluruh persalinan.

Dengan adanya peningkatan jumlah volume plasma dan sel darah merah yang meningkat pada wanita hamil ( 30 – 50% ) serta adanya peningkatan cardiac output, maka dibandingkan wanita tidak hamil, wanita hamil lebih mudah berkompensasi terhadap adanya perdarahan dengan cara meningkatkan tahanan vaskuler perifer sehingga tekanan darah tidak menurun dan dapat menjamin kelancaran perfusi organ. Baru setelah kemampuan peningkatan vaskuler terlampaui maka terjadilah penurunan tekanan darah, cardiac output dan perfusi organ sehingga menimbulkan gejala klinis dari PPH.

Mekanisme penghentian perdarahan pasca persalinan berbeda dengan tempat lain dimana faktor vasospasme dan pembekuan darah sangat penting, pada perdarahan pasca persalinan penghentian perdarahan pada bekas implantasi plasenta terutama karena adanya kontraksi dan retraksi miometrium sehingga menyempitkan dan membuntu lumen pembuluh darah. Adanya sisa plasenta atau bekuan darah dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu efektivitas kontraksi dan retraksi miometrium sehingga dapat menyebabkan perdarahan tidak berhenti. Kontraksi dan retraksi miometrium yang kurang baik dapat mengakibatkan perdarahan walaupun sistem pembekuan darahnya normal, sebaliknya walaupun sistem pembekuan darah abnormal asalkan kontraksi dan retraksi miometrium baik akan menghentikan perdarahan.

Faktor Predisposisi
Perdarahan Dari Tempat Implantasi Plasenta
Kontraksi hipotonik = atonia uteri
• Obat-obat anastesi
• Uterus overdistensi – janin besar, hamil multiple, hidramnion
• Persalinan lama
• Persalinan terlalu cepat
• Setelah induksi / akselerasi persalinan
• Multi-Paritas
• Riwayat HPP

Tertinggalnya Jaringan Plasenta
• Adanya sisa kotiledon atau adanya lobus suksenturiata
• Kelainan implantasi – akreta, inkreta, perkreta

Perdarahan Jalan Lahir
• Episiotomi yang lebar atau meluas (ekstensi)
• Laserasi perineum, vagina, atau serviks
• Ruptura uteri

Gangguan Koagulasi
Atonia uteri merupakan penyebab PPH yang terbanyak. Walau tanpa ada faktor predisposisi, atonia uteri dapat terjadi pula pada setiap persalinan, sehingga perlu selalu dilakukan observasi dan monitor kontraksi uterus pasca persalinan. Diagnosis atonia uteri dapat dibedakan secara cepat dari laserasi jalan lahir berdasarkan kontraksi uterusnya, bila kontraksi baik perdarahan banyak maka kemungkinan besar ada laserasi jalan lahir, sedang bila kontraksi kurang baik maka atonia uteri. Atonia uteri dapat pula bersamaan laserasi jalan yang merupakan penyebabnya, sehingga pemeriksaan jalan lahir, yaitu vagina, serviks dan uterus harus dikerjakan pada setiap PPH.


Penanganan Pph
Tujuan utama penanganan PPH adalah
(1) mengembalikan volume darah dan mempertahankan oksigenasi
(2) menghentikan perdarahan dengan menangani penyebab PPH. Idealnya stabilisasi dilakukan lebih dulu sebelum tindakan definitif dikerjakan, tetapi hal ini kadang-kadang tidak mungkin dikerjakan sendiri-sendiri melainkan seringkali dikerjakan perbaikan keadaan umum (resusitasi) sambil dilakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan tersebut.
Pada saat awal resusitasi cairan juga diambil sample darahnya untuk diperiksakan laboratorium sederhana dahulu, yaitu paling tidak kadar Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Trombosit, Faal Pembeku Darah atau dikerjakan pemeriksaan Waktu Pembekuan Darah dan Waktu Perdarahan secara langsung.

Oleh karena penyebab PPH terbanyak adalah karena atonia uteri, maka langkah pertama dari penanganannya adalah dengan pemijatan uterus, kompresi bimanual, tampon utero-vaginal, sementara obat uterotonika tetap diberikan. Bila penanganan dengan non operatif ini tidak berhasil baru dilakukan penanganan secara operatif secara laparotomi pemakaian metode B-Lynch, pengikatan Arteri Uterina, Ovarika atau Hipogastrika (Iliaka Interna). Bila dengan cara ini juga belum berhasil menghentikan perdarahan, dilakukan Histerektomi.

Pemberian tampon (packing) uterovagina dengan kassa gulung dapat merugikan karena memerlukan waktu untuk pemasangannya, dapat menyebabkan perdarahan yang tersembunyi atau bila ada perembesan berarti banyak darah yang sudah terserab di tampon tersebut sebelumnya dan dapat menyebabkan infeksi. Tetapi dapat pula menguntungkan bila dengan tampon tersebut perdarahan bisa berhenti sehingga tidak diperlukan tindakan operatif atau tampon digunakan untuk menurunkan perdarahan sementara sambil menunggu penanganan operatif. Alternatif dari pemberian tampon selain dengan kassa, juga dipakai beberapa cara yaitu : dengan menggunakan Sengstaken-Blakemore tube, Rusch urologic hydrostatic balloon catheter (Folley catheter) atau SOS Bakri tamponade balloon catheter.

Pada tahun 2003 Sayeba Akhter dkk mengajukan alternatif baru dengan pemasangan kondom yang diikatkan pada kateter. Dari penelitiannya disebutkan angka keberhasilannya 100% (23 berhasil dari 23 PPH), kondom dilepas 24 – 48 jam kemudian dan tidak didapatkan komplikasi yang berat. Indikasi pemasangan kondom sebagai tampon tersebut adalah untuk PPH dengan penyebab Atonia Uteri. Cara ini kemudian disebut dengan Metode Sayeba. Metode ini digunakan sebagai alternatif penanganan HPP terutama sambil menunggu perbaikan keadaan umum, atau rujukan.

Cara pemasangan tampon kondom menurut Metode Sayeba adalah secara aseptik kondom yang telah diikatkan pada kateter dimasukkan kedalam cavum uteri. Kondom diisi dengan cairan garam fisiologis sebanyak 250-500 cc sesuai kebutuhan. Dilakukan observasi perdarahan dan pengisian kondom dihentikan ketika perdarahan sudah berkurang. Untuk menjaga kondom agar tetap di cavum uteri, dipasang tampon kasa gulung di vagina. Bila perdarahan berlanjut tampon kassa akan basah dan darah keluar dari introitus vagina. Kontraktilitas uterus dijaga dengan pemberian drip oksitosin paling tidak sampai dengan 6 jam kemudian. Diberikan antibiotika tripel, Amoksisilin, Metronidazol dan Gentamisin. Kondom kateter dilepas 24 – 48 jam kemudian, pada kasus dengan perdarahan berat kondom dapat dipertahankan lebih lama.

ALAT PEMBALUT

Alat pembalut adalah alat untuk membalut, menutupi sesuatu, biasanya luka pada tubuh kita. Dibawah ini yang admin golongkan dalam golongan alat pembalut antara lain plester, gaas, dan perban. Yuk kita lihat satu persatu alat-alat pembalut tersebut.

A. Plester
Plester terbagi atas 4 golongan antara lain autoclave tape, adhaesive tape, medical tape, dan surgical tape. Bila ditinjau dari bahan apa plester dibuat, maka plester dibagi atas 7 macam : 
  • ZnO-berpori (contoh : Leukoplast)
  • elastik (contoh : Handyplast-Band Aid-Elastikon)
  • sutera (contoh : Leukosilk-Durapore)
  • Rayon (contoh : Micropone-Dermicel)
  • Kertas (contoh : Leukopor _Dermilite)
  • Platik (contoh : Leukofix-Transpore)
  • Plastik waterprof (contoh : Setonplast-Blenderm)
plester
Bentuk plester biasanya dalam 3 bentuk yaitu :
  • bentuk strips (contoh : Tensoplast)
  • bentuk rol (contoh : Tenso-tape)
  • bentuk lembar (contoh : Fixomull)
1. Autoclave tape
autoclave tape
Pabrik 3 M memproduksi plester ini untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi, untuk membedakan kemasan atau alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi mana yang belum (sebagai indikator). Pada suhu 121 derajat celcius plester ini akan berubah warna :
  • 5 menit pertama : 50% warna yang berubah
  • 15 menit : 90% warna yang berubah
  • 20 menit : 100% warna yang berubah (putih menjadi coklat).
2. Adhesive Tape
Adhesive_Tape
Semua jenis plester bersifat adhesive, artinya dapat melekat, dapat menempel pada tubuh kita. Masyarakat awam mengenal apa yang disebut plester rol-rolan yang digunting untuk dipakai sebagai penutup luka atau menempelkan gaas pada tubuh kita. Dikenal sebagai plester yang berpori, berwarna merah kecoklatan, dan agak tebal yaitu plester ZnO sejenis : Leucoplast, Tensoplast, Band-Aid, dan Handyplast.

3. Medicinal Tape
salonpas (medicinal tape)
Medicinal Tape adalah plester obat, yaitu plester yang mengandung obat. Contohnya : Salonpas, Tokuhon, Capsicum plaster (koyok cap cabe).

4. Surgical Tape
blenderm
Surgical tape adalah plester yang digunakan dalam pembedahan, yang tidak meninggalkan residu dan tidak menimbulkan rasa sakit apabila dilepaskan setelah menempel dan tidak menyebabkan gatal-gatal serta alergi. 
Contohnya : Micropone, Durapore, Transpore, Blenderm.

B. GAAS (Kasa)
GAAS atau kain GAAS berasal dari bahasa Belanda yang kini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Kasa atau kain Kasa. GAAS berbentuk kain seperti kawat ram, yaitu berlobang-lobang kecil dengan ukuran beragam. 
Yang termasuk dalam golongan GAAS ini adalah 
  • GAAS Steril (Kasa hidrofil steril)
  • Dressing (penutup luka = wound dressing)
  • GAAS yang berisi bahan obat
1. GAAS Steril
Kasa Hidrofil Steril
Gaas steril atau kasa hydrofil steril yang paling banyak digunakan adalah dari ukuran 18 x 22 cm. Biasanya dijual dalam kemasan dus berisi 16 lembar. Kegunaannya adalah untuk menutupi luka-luka untuk menghindarkan kontaminasi. 
Cara penggunaannya dengan menggunakan plester dilekatkan pada tubuh.

2. Dressing
regal swab
Istilah nama dressing sebenarnya berarti verband atau perban, hanya saja yang digolongkan dalam GAAS ini yang mempunyai ukuran pendek, sedangkan pada masyarakat umumnya dengan perban adalah yang panjang.

3. GAAS yang mengandung obat
sofra tulle
Dikenal dengan merk :
  • Supra-tulle (Heochst) adalah gaas yang berisi antibiotika Soframycin. Digunakan untuk luka-luka yang baru
  • Daryant-tulle (Darya-Varia Jakarta)
  • Bactigras, yaitu gaas steril berisikan Chlorhexidine dalam paraffin
  • Actisorb, dressing steril yang mengandung Charcoal (arang)
  • Jelonet, yaitu gaas dressing steril yang mengandung paraffin jelly, disebut juga Paraffin GAUZE
C. Perban (Pembalut)
Bila kita berbicara tentang perban maka ingatan kita dibawa kepada kain pembalut grass dalam bentuk rol-rolan yang panjang, dan digunakan untuk membalut luka. Warnanya putih. 
Golongan perban dibagi menjadi 4 :
  • Kasa hidrofil (Bandage gauze)
  • Pembalut elastis (Elastic Bandage)
  • Pembalut leher
  • Pembalut gips
1. Kasa Hidrofil
kasa hidrofil
Kasa hidrofil dalam bahasa Inggrisnya disebut : Bandage Gauze. Bentuknya berupa gulungan kain kasa yang panjang dan gulungan kasa kecil. Gulungan atau rol yang kecil ini dikenal orang dengan nama sehari-hari : Perban.

2. Pembalut Elastis
coban
Pembalut elastis dalam bahasa Inggrisnya disebut : Elastic Bandage. Contoh-contoh pembalut elastis adalah Tensocrepe, Coban, Dynaflex, Elset, Lestreflex.

3. Pembalut yang mengandung obat
zinkaband_max
Pabrik Seton memproduksi pembalut yang mengandung obat (medicated paste bandage), diantaranya :
  • Zincaband (mengandung pasta Zinci)
  • Ichtaband (mengandung pasta Zinci dan ichtammol)
  • Calaband (mengandung pasta Zinci dan Calamine)
  • Tarband ( mengandung pasta Zinci dan Coal tar)
  • Quinaband (mengandung pasta Zinci dan Iodochlorohydroxy-quinoline)
4. Pembalut leher
Kegunaannya : menopang kepala dan membatasi gerak dari cervical vertebre (tulang leher).

5. Pembalut gips
Pembalut ini disebut juga plaster of paris. Sebelum si pasien diberi pembalut gips, maka bagian tubuh tersebut diberi lapisan kapas gips yang terbuat dari bahan nonwoven.

6. Daryanet
Daryanet tergolong juga alat pembalut, terutama digunakan dibagian tubuh yang sulit-sulit tanpa membutuhkan plester perekat. Keuntungan lainnya adalah : penutup luka dapat diganti-ganti tanpa menukar pembalutnya, cukup dengan menggulung Daryanet ketepi untuk kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula, dapat disterlisir dengan autoclav sampai 20 kali.

Thermometer





Fungsi & Macam-macam Termometer - Termometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur suhu atau temperatur maupun perubahan suhu. Tahukah Anda? Istilah termometer berasal dari bahasa Latin, yakni thermo yang berarti panas dan meter yang artinya untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Dalam kehidupan sehari-hari alat yang satu ini memang tidak teralu banyak orang yang menggunakannya.

Alat kesehatan ini sering kita temui di bidang kedokteran saja karena untuk tugas dokter memeriksa suhu tubuh pasiennya, mengingat keperlua dokter unuk mengecek suhu tubuh pasien. Namun sebenarnya termometer sangat bagus juga untuk kita pergunakan agar dapat mengetahui berapa suhu tubuh ataupun ruangan yang kita tempati saat ini. Lalu, apa sajakah fungsi dari termometer secara lebih lengkap? Berikut ini adalah penjelasannya untuk Anda.


Kesehatan memang perlu kita jaga seutuhnya, karena kesehatan adalah bagian dari hidup kita yang tak terpisahkan dan sangat penting untuk kita jaga. Karena jika terus sakit, pastinya kegiatan sehari-hari akan terganggu dan termometer ini bagus manfaat nya untuk kita sebagai alat untuk mengecek suhu tubuh kita. Sehingga kita tahu apakah diri kita sedang mengalami kedinginan, sakit panas atau apa.

Fungsi Termometer

Sebelum ke bagian macam-macam termometer, mari kita membahas fungsi dari termometer terlebih dahulu. Termometer adalah alat yang berfungsi sebagai alat mengukur suhu. Fungsi kita mengukur suhu ini yang macam-macam. Fungsi kita mengukur suhu bisa untuk bidang kedokteran, yaitu untuk mengetahui suhu tubuh manusia, apakah kita demam atau tidak. Kita menggunakan termometer juga untuk mengetahui suhu kamar, untuk mengetahui berapa suhu oven untuk memasak dan sebagainya.



Termometer

Macam-macam Termometer

1. Termometer Klinis
Termometer klinis biasa digunakan para dokter dan perawat untuk mengukur suhu tubuh manusia. Cairan yang digunakan untuk mengisi termometer klinis adalah raksa. Skala pada termometer klinis antara 35°C sampai dengan 42°C. Penampang kepalanya dibuat lebih kecil daripada macam termometer biasa. Hal ini dimaksudkan supaya perubahan suhu yang kecilpun dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengukur suhu benda, termometer diletakkan di ketiak atau di mulut kurang lebih 2 menit. Untuk mengembalikan raksa pada kedudukan semula, termometer itu langsung diguncang- guncangkan.


2. Termometer Six-Bellaini
Termometer ini ditemukan oleh James Six dan Beliani pada akhir abad ke-18. Termometer macam ini sering digunakan oleh pengamat cuaca untuk mengetahui suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu. Termometer maksimum dan minimum ini terdiri atas sebuah tabung silinder A tabung B dan pipa U. Tabung A berisi alkohol dan dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U yang berisi raksa. Termometer Six-Bellaini memiliki 2 skala yakni skala minimum di pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Sehingga suhu bisa dibaca sesuai dengan ketinggian kolom raksa di masing-masing pipa.


3. Termometer Termokopel
Termometer ini terdiri atas dua kawat yang dibuat dari bahan logam yang berbeda jenisnya dan dihubungkan dengan sebuah amperemeter. Prinsip kerjanya adalah apabila suhu berbeda maka akan menghasilkan arus listrik yang berbeda pula. Jangkauan suhu termometer ini mulai dari -100°C sampai dengan 1500°C, selain mempunyai jangkauan yang besar, termometer termokopel ini dapat juga mengukur suhu dengan cepat dan dapat dihubungkan dengan rangkaian lain atau komputer. 

4. Termometer optik (pyrometer) 
Termometer optik yaitu termometer yang cara kerjanya didasarkan pada perubahan warna logam yang terjadi akibat perubahan sebuah suhu. Termometer optik biasa disebut juga pyrometer yang biasanya digunakan mengukur suhu yang sangat tinggi (di atas 1000°C) seperti pada peleburan logam.

5. Termometer bimetal
Termometer bimetal mengandung sebuah keping bimetal tipis berbentuk spiral. Prinsipnya, makin tinggi suhu, keping bimetal makin melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih tinggi.

Fungsi termometer memang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita semua, begitu juga dengan macam-macam termometer yang memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantun jenisnya. Dan itulah fungsi & macam-macam termometer yang bisa Live Terbaru sampaikan semoga bisa menambah pengetahuan kita semua. 

Stethoscopes


Pengertian dan Fungsi Stetoskop


                                                 
        
     Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Dia terdiri dari tabung kayu kosong. Konon dia menciptakan stetoskop sehingga ia tidak perlu menaruh telinganya di buah dada wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba menghindarinya, atau untuk menghindari rasa malu pasien. Namun begitu, orang mengatakan bahwa “Kebutuhan adalah ibu dari penemuan”.

        Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan “vein”.
Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.
  1. Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.
  2. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari stetoskop akustik.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk mendengarkan sesuatu. Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk diagnosa.

Tata Cara Pemakaian Alat
         Periksa stetoskop untuk kualitas dan kerusakan.  Stetoskop terbaik memiliki tabung untuk setiap potongan telinga daripada tabung tunggal. Selain itu, tabung terbaik adalah tebal, pendek, dan relatif kaku, dengan sedikit membosankan. Juga, pastikan bahwa tabung bebas dari kebocoran. Cari tempat yang tenang relatif untuk memastikan bahwa suara tubuh tidak dikuasai oleh kebisingan latar belakang. Masukkan masing-masing dari dua buah telinga ke telinga Anda kebisingan. Para earphone juga dapat dimiringkan sedikit ke depan pada beberapa stetoskop untuk memastikan kesesuaian yang lebih baik. Gunakan stetoskop pada kulit telanjang untuk menghindari mengangkat suara gemerisik kain dan basah kulit dengan air hangat untuk menghindari polusi suara dari rambut-rambut kecil di kulit.  Pegang bagian bulat (bagian dada) sampai seseorang dada atau jantung. Anda harus mendengar Lub dub-mantap, Lub-dub suara. Suara pemukulan perjalanan melalui tabung ke telinga Anda tergantung itu. Suara pada apakah Anda menggunakan bel atau diafragma dan juga pada tekanan Anda meletakkan di bagian dada.

Fungsi Stetoskop
Stetoskop memiliki banyak  fungsi di bidang kesehatan dan merupakan alat yang sangat berguna untuk
a.       Memeriksa Tekanan Darah
b.      Paru-paru
c.       Jantung
d.      Pemeriksaan prenatal
e.       Gangguan Perut
Keuntungan dan Kerugian Stetoskop
  1. Keuntungan stetoskopKeuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus. Setiap fungsi yang abnormal dalam sistem ini dalam tubuh dapat segera terlihat dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop. Beberapa stetoskop sangat sensitif dan bahkan bisa bekerja melalui pakaian.
  1. Kerugian stetoskopSejak stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus. Karena mereka biasanya digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien yang sangat sakit, pembersihan tepat sangat penting.
Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial. Mendengarkan suara-suara ini dengan stetoskop disebut auskultasi berjarak (mediate auscultation), atau biasanya hanya auskultasi. Keuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus.
Sejak stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus.
fungsi pembesar suara, pencipta kanta pembesar, kanta pembesar dan fungsinya, ciri-ciri stetoskop, sejarah penemuan kanta pembesar, kegunaan kanta pembesar, ciri-ciri pembesar suara, gambar stetoskop dan fungsinya, gambar stetoskop, prinsip bunyi stetoskop, pencipta pembesar suara, ciri-ciri kanta stetoskop, pembesar suara dan fungsinya, cara operasi kanta pembesar, fungsi steteskop, cara operasi stetoskop, stetoskop dan fungsinya, fugsi periskop, fungsi alat pembesar suara, fungsi dan kegunaan kanta pembesar, sejarah alat pembesar suara, pengertian dan fungsi stetoskop, bagian periskop dan fungsinya, fungsi dan ciri ciri pembesar suara, kegunaan stetoskop
Pengertian dan Fungsi Stetoskop
         fungsi pembesar suara, pencipta kanta pembesar, kanta pembesar dan fungsinya, ciri-ciri stetoskop, sejarah penemuan kanta pembesar, kegunaan kanta pembesar, ciri-ciri pembesar suara, gambar stetoskop dan fungsinya, gambar stetoskop, prinsip bunyi stetoskop, pencipta pembesar suara, ciri-ciri kanta stetoskop, pembesar suara dan fungsinya, cara operasi kanta pembesar, fungsi steteskop, cara operasi stetoskop, stetoskop dan fungsinya, fugsi periskop, fungsi alat pembesar suara, fungsi dan kegunaan kanta pembesar, sejarah alat pembesar suara, pengertian dan fungsi stetoskop, bagian periskop dan fungsinya, fungsi dan ciri ciri pembesar suara, kegunaan stetoskop